Jangan Kaget! Fakta Kerajaan Gaib, Cerita Misteri Gunung Salak
Indonesia salah satunya negara yang memiliki gunung-gunung yang terkenal angker. Kita bisa melihat dan dengar atau membaca cerita-cerita mistis mengenai Gunung Rinjani, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Gunung Arjuno. Tapi ternyata bukan hanya gunung-gunung itu yang terkenal angker, masih ada Gunung Salak yang memiliki aura mistis.
Gunung Salak yang dulu disebut Gunung Sabto Argo ini terhitung ke wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Banyak pula yang menyangka nama "Salak" adalah tanaman, tetapi sebetulnya nama "Salak" tiba dari kata bahasa Sanskerta, "Salaka" yang mempunyai arti "perak".
Gunung Salak
Diambil oleh Nusadaily.com pada 25 Februari 2020, kengkeran Gunung Salak kenyataannya diakui oleh sebagian orang. Hal itu semakin kuat waktu ada peristiwa pada 9 Mei 2012 lalu dimana ada 7 pesawat Sukhoi Superjet yang jatuh.
Kerajaan Padjajaran sebenarnya telah lama ambruk, tetapi masyarakat Sunda percaya bila arwah beberapa leluhur masih gentayangan dan membuat pusat kerajaan di Puncak Manik.
Bukti-bukti atas hal itu dengan yakinnya sebagian orang tentang penampakan laiknya sebagian orang berlalu-lalang. Dan, banyak pendaki yang tidak bisa sampai Puncak Manik karena cuaca buruk. Belum ada juga kepercayaan puncak itu adalah tempat suci yang harusnya dinetralkan.
Tentang, masyarakat di lereng Gunung Salak percaya ada makhluk yang disebutkan perwujudan dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi. Selain itu masih ada cerita mengenai nenek berusia 80 tahun yang tinggal selain tebing. Ada pula cerita tentang gamelan yang mengalun pada tengah gunung buat jadi nuansa mistis pada Gunung Salak.
Gunung ini dilihat memiliki sedotan magnet di Segitiga Bermuda. Hal tersebut akan mengakibatkan sinyal kompas tidak berpartisipasi radar dapat mati. Tentu masih membekas cerita tentang jatuhnya pesawat Sukhoi tahun 2012 di pemikiran masyarakat.
Misi penerbangan demonstrasi "Welcome Asia" yang keluar dari Bandara Halim Perdanakusuma dan akan tiba di titik yang sama itu malah menimbulkan duka karena 45 orang wafat. Dari sana ada pula beberapa warga negara asing, serta jurnalis asal Indonesia serta stasiun TV Amerika Serikat.
